Kenapa Mengalami Diabetes Saat Hamil

Ingat bahwa hanya wanita hamil yang yang terkena Gestational Diabetes, ketika hamil tubuh anda mengalami banyak perubahan. Dalam kasus ini kehamilan membuat terjadinya perubahan pada metabolisme tubuh anda

Cara Melakukan Tes Kadar Gula Darah

Biasanya dokter anda akan menunjukkan bagaimana melakukan Tes kadar gula darah termasuk informasi detail mengenai hal ini. Namun berikut ini akan kami kemukakan langkah-langkah dasar dalam melakukan tes kadar gula

Kenapa Harus Mengontrol Kadar Gula Dalam Darah

Dalam Perawatan umum Diabetes terbiri dari dua langkah , Pertama, Ukur kandungan gula dalam darah artinya mengukur jumlah glukosa di darah. Kedua, Jaga agar kadar gula darah selalu berada dalam level normal

Gestational Diabetes Dan Perawatannya

Gestational Diabetes merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering menjangkiti wanita hamil. Diabetes tipe ini menyerang sekitar 5% dari seluruh kasus kehamilan.

Tanda Umum Diabetes

Diabetes ditandai dengan di deteksinya tingginya kandungan gula dalam darah dan urin . Hal yang paling meyakinkan bila tes kandungan gula darah dilakukan sebelum ada makanan atau minuman yang dikonsumsi

Friday, September 21, 2012

Hubungan Diabetes dan Perokok Pasif





Satu lagi peringatan bagi Anda para perokok pasif. Sebuah riset terbaru mengklaim bahwa paparan asap rokok yang diterima perokok pasif telah dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas dan diabetes tipe 2 pada orang dewasa.
Temuan ini didasarkan pada data lebih dari 6.300 orang dewasa yang ikut berpartisipasi dalam U.S National Health and Nutrition Examination Survey sejak tahun 2001-2006. Peneliti menemukan bahwa, dibandingkan dengan bukan perokok, mereka yang terpapar asap rokok memiliki risiko lebih tinggi diabetes tipe 2 dan indeks massa tubuh lebih tinggi (BMI), suatu pengukuran yang memperhitungkan tinggi dan berat badan.
Selain itu, dibandingkan dengan bukan perokok, orang yang terkena asap rokok juga memiliki ukuran resistensi insulin lebih tinggi (yang dapat menyebabkan diabetes tipe 2), lebih tinggi tingkat gula darah puasa, dan kadar hemoglobin A1c yang lebih tinggi A1c (ukuran kontrol gula darah selama tiga bulan terakhir).
Bahkan risiko diabetes pada perokok pasif dan perokok memiliki tingkatan yang sama, dan kedua kelompok memiliki kadar hemoglobin A1C lebih tinggi dibanding mereka yang tidak merokok. Namun temuan juga menunjukkan, orang yang merokok memiliki BMI lebih rendah dibanding bukan perokok.
Peneliti menekankan, meskipu penelitian ini menemukan hubungan antara paparan asap rokok dan obesitas serta resiko diabetes tipe 2, tapi hal ini tidak membuktikan hubungan sebab-akibat.
"Hubungan antara asap rokok dan diabetes tipe 2 bukan karena obesitas," kata rekan peneliti studi Dr Theodore Friedman, kepala departemen penyakit dalam di Charles R. Drew University, Los Angeles, dalam rilis berita Endocrine Society .
"Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menunjukkan apakah asap rokok merupakan penyebab diabetes," tambah Friedman. 
"Diperlukan pula usaha lebih keras untuk mengurangi paparan asap rokok bagi perokok pasif," pungkasnya.

Sumber :: Healtdaynews

Air Putih Pencegah Diabetes




Studi para ilmuwan merekomendasikan, mengganti minuman bersoda dan jus buah dengan air putih dapat menurunkan risiko kaum perempuan dari penyakit diabetes. Bahkan, riset yang digagas peneliti dari Harvard School of Public Health itu mengindikasikan, mengganti minuman manis dengan air putih dapat pula membantu mencegah gangguan metabolisme.
Temuan ini didasarkan pada kebiasaan minum sekitar 83.000 wanita, yang diikuti selama lebih dari satu dekade. Peneliti utama Dr Frank Hu mengatakan, temuan ini juga menunjukkan bahwa minuman manis tidak baik untuk risiko diabetes.
Dalam kajiannya, Dr Hu dan timnya mengumpulkan data responden yang terlibat dalam Nurses Health Study untuk melacak kesehatan dan gaya hidup puluhan ribu perempuan di seluruh AS. Penelitian ini melibatkan 82.902 wanita yang menjawab pertanyaan tentang diet dan kesehatan mereka selama rentang 12 tahun. Seiring waktu, sekitar 2.700 dari mereka mengalami diabetes.
Kajian menunjukkan, banyaknya seorang wanita mengonsumsi air minum sepertinya tak memengaruhi risiko diabetes. Mereka yang minum lebih dari enam gelas air putih sehari memiliki risiko yang sama dengan wanita yang minum kurang dari satu gelas sehari.
Namun, partisipan yang menenggak minuman manis dan jus buah terkait dengan risiko diabetes yang lebih tinggi—sekitar 10 persen lebih tinggi untuk setiap gelas yang dikonsumsi setiap hari.
Peneliti memperkirakan bahwa jika wanita mengganti segelas minuman bersoda atau jus buah dengan segelas air putih, risiko diabetes mereka akan turun sekitar 7 atau 8 persen.
"Karena penyakit diabetes begitu umum dalam masyarakat kita, jadi walaupun hanya mengalami penurunan risiko 7 atau 8 persen, sudah cukup besar dalam hal populasi," kata Dr Hu.
Sekitar 10 persen perempuan atau 12,6 juta masyarakat di Amerika Serikat mengidap diabetes. Setiap pengurangan 7 persen berarti ada 10 dari 100 wanita akan terbebas dari ancaman diabetes.

       Dr Hu, yang memublikasikan temuannya dalam American Journal of Clinical Nutrition, juga menemukan bahwa kopi tanpa gula atau teh mungkin menjadi alternatif yang baik untuk mengganti minuman manis.
Para peneliti memperkirakan, mengganti segelas minuman bersoda atau jus buah dengan segelas kopi atau teh tanpa gula bisa mengurangi risiko diabetes dari 12 persen sampai 17 persen.
Dr Hu mengatakan, penelitian ini sangat penting untuk menunjukkan bahwa jus buah bukanlah pilihan terbaik sebagai pengganti minuman bersoda atau minuman manis. "Kenyataannya adalah jus buah mengandung jumlah kalori yang sama dan gula sebagai minuman ringan," paparnya. Intinya, kata Hu, air putih adalah salah satu yang bebas kalori dan merupakan pilihan minuman yang terbaik. Jika ingin memberikan rasa pada air minum, Anda bisa menambahkan lemon atau jeruk nipis.

Penulis : Bramirus Mikail (Kompas.com)

Wednesday, September 19, 2012

Olah Raga Yang Cocok Bagi Penderita Diabetes





Berolah raga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula darah tetap normal. Saat ini ada dokter olah raga yang dapat dimintakan nasihatnya untuk mengatur jenis dan porsi olah raga yang sesuai untuk penderita diabetes. Prinsipnya, tidak perlu olah raga berat, olah raga ringan asal dilakukan secara teratur akan sangat bagus pengaruhnya bagi kesehatan.
Olahraga yang disarankan adalah yang bersifat CRIPE (Continuous, Rhytmical, Interval, Progressive, Endurance Training). Sedapat mungkin mencapai zona sasaran 75-85% denyut nadi maksimal (220-umur), disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi penderita. Beberapa contoh olah raga yang disarankan, antara lain jalan atau lari pagi, bersepeda, berenang, dan lain sebagainya. Olahraga aerobik ini paling tidak dilakukan selama total 30-40 menit per hari didahului dengan pemanasan 5-10 menit dan diakhiri pendinginan antara 5-10 menit. Olah raga akan memperbanyak jumlah dan meningkatkan aktivitas reseptor insulin dalam tubuh dan juga meningkatkan penggunaan glukosa.
Memanfaatkan setiap kesempatan untuk melakukan kegiatan fisik juga merupakan juga bagian dari olahraga bagi penderita diabetes melitus seperti lebih memilih jalan kaki dari pada menggunakan kendaraan bermotor ketika menuju tempat yang jaraknya masih berada di bawah 2 kilometer dan hal hal sejenis lainnya yang bisa meningkatkan aktivitas tubuh.

Pemberian Insulin Bagi Penderita Diabetes




Sediaan insulin saat ini tersedia dalam bentuk obat suntik yang umumnya dikemas dalam bentuk vial. Kecuali dinyatakan lain, penyuntikan dilakukan subkutan (di bawah kulit). Penyerapan insulin dipengaruhi oleh beberapa hal. Penyerapan paling cepat terjadi di daerah abdomen, diikuti oleh daerah lengan, paha bagian atas dan bokong. Bila disuntikkan secara intramuskular dalam, maka penyerapan akan terjadi lebih cepat, dan masa`kerjanya menjadi lebih singkat. Kegiatan fisik yang dilakukan segera setelah penyuntikan akan mempercepat waktu mula kerja (onset) dan juga mempersingkat masa kerja.
Selain dalam bentuk obat suntik, saat ini juga tersedia insulin dalam bentuk pompa (insulin pump) atau jet injector, sebuah alat yang akan menyemprotkan larutan insulin ke dalam kulit. Sediaan insulin untuk disuntikkan atau ditransfusikan langsung ke dalam vena juga tersedia untuk penggunaan di klinik. Penelitian untuk menemukan bentuk baru sediaan insulin yang lebih mudah diaplikasikan saat ini sedang giat dilakukan. Diharapkan suatu saat nanti dapat ditemukan sediaan insulin per oral atau per nasal.

Indikasi Penderita Diabetes Yang memerlukan Insulin





  1. Semua penderita DM Tipe 1 memerlukan insulin eksogen karena produksi insulin endogen oleh sel-sel β kelenjar pankreas tidak ada atau hampir tidakada
  2. Penderita DM Tipe 2 tertentu kemungkinan juga membutuhkan terapi insulin apabila terapi lain yang diberikan tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah
  3. Keadaan stres berat, seperti pada infeksi berat, tindakan pembedahan, infark miokard akut atau stroke
  4. DM Gestasional dan penderita DM yang hamil membutuhkan terapi insulin, apabila diet saja tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.
  5. Ketoasidosis diabetik
  6. Insulin seringkali diperlukan pada pengobatan sindroma hiperglikemia hiperosmolar non-ketotik.
  7. Penderita DM yang mendapat nutrisi parenteral atau yang memerlukan suplemen tinggi kalori untuk memenuhi kebutuhan energi yang meningkat, secara bertahap memerlukan insulin eksogen untuk mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal selama periode resistensi insulin atau ketika terjadi peningkatan kebutuhan insulin.
  8. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
  9. Kontra indikasi atau alergi terhadap OHO

Pengaturan Diet Untuk Penderita Diabetes





Diet yang baik merupakan kunci keberhasilan penatalaksanaan diabetes. Diet yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak, sesuai dengan kecukupan gizi baik sebagai berikut:
1. Karbohidrat : 60-70%
2.     Protein : 10-15%
3.     Lemak : 20-25%

Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stres akut dan kegiatan fisik, yang pada dasarnya ditujukan untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal. Penurunan berat badan telah dibuktikan dapat mengurangi resistensi insulin dan memperbaiki respons sel-sel β terhadap stimulus glukosa. Dalam salah satu penelitian dilaporkan bahwa penurunan 5% berat badan dapat mengurangi kadar HbA1c sebanyak 0,6% (HbA1c adalah salah satu parameter status DM), dan setiap kilogram penurunan berat badan dihubungkan dengan 3-4 bulan tambahan waktu harapan hidup.
Selain jumlah kalori, pilihan jenis bahan makanan juga sebaiknya diperhatikan. Masukan kolesterol tetap diperlukan, namun jangan melebihi 300 mg per hari. Sumber lemak diupayakan yang berasal dari bahan nabati, yang mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh dibandingkan asam lemak jenuh. Sebagai sumber protein sebaiknya diperoleh dari ikan, ayam (terutama daging dada), tahu dan tempe, karena tidak banyak mengandung lemak.
Masukan serat sangat penting bagi penderita diabetes, diusahakan paling tidak 25 g per hari. Disamping akan menolong menghambat penyerapan lemak, makanan berserat yang tidak dapat dicerna oleh tubuh juga dapat membantu mengatasi rasa lapar yang kerap dirasakan penderita DM tanpa risiko masukan kalori yang berlebih. Disamping itu makanan sumber serat seperti sayur dan buah-buahan segar umumnya kaya akan vitamin dan mineral.

Saturday, September 15, 2012

Komplikasi Mikrovaskular





Komplikasi mikrovaskular terutama terjadi pada penderita diabetes tipe 1. Hiperglikemia yang persisten dan pembentukan protein yang terglikasi (termasuk HbA1c) menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi makin lemah dan rapuh dan terjadi penyumbatan pada pembuluh-pembuluh darah kecil. Hal inilah yang mendorong timbulnya komplikasi-komplikasi mikrovaskuler, antara lain retinopati, nefropati, dan neuropati. Disamping karena kondisi hiperglikemia, ketiga komplikasi ini juga dipengaruhi oleh factor genetik. Oleh sebab itu dapat terjadi dua orang yang memiliki kondisi hiperglikemia yang sama, berbeda risiko komplikasi mikrovaskularnya. Namun demikian prediktor terkuat untuk perkembangan komplikasi mikrovaskular tetap lama (durasi) dan tingkat keparahan diabetes.
Satu-satunya cara yang signifikan untuk mencegah atau memperlambat jalan perkembangan komplikasi mikrovaskular adalah dengan pengendalian kadar gula darah yang ketat. Pengendalian intensif dengan menggunakan suntikan insulin multi-dosis atau dengan pompa insulin yang disertai dengan monitoring kadar gula darah mandiri dapat menurunkan risiko timbulnya komplikasi mikrovaskular sampai 60%.