Kenapa Mengalami Diabetes Saat Hamil

Ingat bahwa hanya wanita hamil yang yang terkena Gestational Diabetes, ketika hamil tubuh anda mengalami banyak perubahan. Dalam kasus ini kehamilan membuat terjadinya perubahan pada metabolisme tubuh anda

Cara Melakukan Tes Kadar Gula Darah

Biasanya dokter anda akan menunjukkan bagaimana melakukan Tes kadar gula darah termasuk informasi detail mengenai hal ini. Namun berikut ini akan kami kemukakan langkah-langkah dasar dalam melakukan tes kadar gula

Kenapa Harus Mengontrol Kadar Gula Dalam Darah

Dalam Perawatan umum Diabetes terbiri dari dua langkah , Pertama, Ukur kandungan gula dalam darah artinya mengukur jumlah glukosa di darah. Kedua, Jaga agar kadar gula darah selalu berada dalam level normal

Gestational Diabetes Dan Perawatannya

Gestational Diabetes merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering menjangkiti wanita hamil. Diabetes tipe ini menyerang sekitar 5% dari seluruh kasus kehamilan.

Tanda Umum Diabetes

Diabetes ditandai dengan di deteksinya tingginya kandungan gula dalam darah dan urin . Hal yang paling meyakinkan bila tes kandungan gula darah dilakukan sebelum ada makanan atau minuman yang dikonsumsi

Friday, September 21, 2012

Hubungan Diabetes dan Perokok Pasif





Satu lagi peringatan bagi Anda para perokok pasif. Sebuah riset terbaru mengklaim bahwa paparan asap rokok yang diterima perokok pasif telah dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas dan diabetes tipe 2 pada orang dewasa.
Temuan ini didasarkan pada data lebih dari 6.300 orang dewasa yang ikut berpartisipasi dalam U.S National Health and Nutrition Examination Survey sejak tahun 2001-2006. Peneliti menemukan bahwa, dibandingkan dengan bukan perokok, mereka yang terpapar asap rokok memiliki risiko lebih tinggi diabetes tipe 2 dan indeks massa tubuh lebih tinggi (BMI), suatu pengukuran yang memperhitungkan tinggi dan berat badan.
Selain itu, dibandingkan dengan bukan perokok, orang yang terkena asap rokok juga memiliki ukuran resistensi insulin lebih tinggi (yang dapat menyebabkan diabetes tipe 2), lebih tinggi tingkat gula darah puasa, dan kadar hemoglobin A1c yang lebih tinggi A1c (ukuran kontrol gula darah selama tiga bulan terakhir).
Bahkan risiko diabetes pada perokok pasif dan perokok memiliki tingkatan yang sama, dan kedua kelompok memiliki kadar hemoglobin A1C lebih tinggi dibanding mereka yang tidak merokok. Namun temuan juga menunjukkan, orang yang merokok memiliki BMI lebih rendah dibanding bukan perokok.
Peneliti menekankan, meskipu penelitian ini menemukan hubungan antara paparan asap rokok dan obesitas serta resiko diabetes tipe 2, tapi hal ini tidak membuktikan hubungan sebab-akibat.
"Hubungan antara asap rokok dan diabetes tipe 2 bukan karena obesitas," kata rekan peneliti studi Dr Theodore Friedman, kepala departemen penyakit dalam di Charles R. Drew University, Los Angeles, dalam rilis berita Endocrine Society .
"Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menunjukkan apakah asap rokok merupakan penyebab diabetes," tambah Friedman. 
"Diperlukan pula usaha lebih keras untuk mengurangi paparan asap rokok bagi perokok pasif," pungkasnya.

Sumber :: Healtdaynews

Air Putih Pencegah Diabetes




Studi para ilmuwan merekomendasikan, mengganti minuman bersoda dan jus buah dengan air putih dapat menurunkan risiko kaum perempuan dari penyakit diabetes. Bahkan, riset yang digagas peneliti dari Harvard School of Public Health itu mengindikasikan, mengganti minuman manis dengan air putih dapat pula membantu mencegah gangguan metabolisme.
Temuan ini didasarkan pada kebiasaan minum sekitar 83.000 wanita, yang diikuti selama lebih dari satu dekade. Peneliti utama Dr Frank Hu mengatakan, temuan ini juga menunjukkan bahwa minuman manis tidak baik untuk risiko diabetes.
Dalam kajiannya, Dr Hu dan timnya mengumpulkan data responden yang terlibat dalam Nurses Health Study untuk melacak kesehatan dan gaya hidup puluhan ribu perempuan di seluruh AS. Penelitian ini melibatkan 82.902 wanita yang menjawab pertanyaan tentang diet dan kesehatan mereka selama rentang 12 tahun. Seiring waktu, sekitar 2.700 dari mereka mengalami diabetes.
Kajian menunjukkan, banyaknya seorang wanita mengonsumsi air minum sepertinya tak memengaruhi risiko diabetes. Mereka yang minum lebih dari enam gelas air putih sehari memiliki risiko yang sama dengan wanita yang minum kurang dari satu gelas sehari.
Namun, partisipan yang menenggak minuman manis dan jus buah terkait dengan risiko diabetes yang lebih tinggi—sekitar 10 persen lebih tinggi untuk setiap gelas yang dikonsumsi setiap hari.
Peneliti memperkirakan bahwa jika wanita mengganti segelas minuman bersoda atau jus buah dengan segelas air putih, risiko diabetes mereka akan turun sekitar 7 atau 8 persen.
"Karena penyakit diabetes begitu umum dalam masyarakat kita, jadi walaupun hanya mengalami penurunan risiko 7 atau 8 persen, sudah cukup besar dalam hal populasi," kata Dr Hu.
Sekitar 10 persen perempuan atau 12,6 juta masyarakat di Amerika Serikat mengidap diabetes. Setiap pengurangan 7 persen berarti ada 10 dari 100 wanita akan terbebas dari ancaman diabetes.

       Dr Hu, yang memublikasikan temuannya dalam American Journal of Clinical Nutrition, juga menemukan bahwa kopi tanpa gula atau teh mungkin menjadi alternatif yang baik untuk mengganti minuman manis.
Para peneliti memperkirakan, mengganti segelas minuman bersoda atau jus buah dengan segelas kopi atau teh tanpa gula bisa mengurangi risiko diabetes dari 12 persen sampai 17 persen.
Dr Hu mengatakan, penelitian ini sangat penting untuk menunjukkan bahwa jus buah bukanlah pilihan terbaik sebagai pengganti minuman bersoda atau minuman manis. "Kenyataannya adalah jus buah mengandung jumlah kalori yang sama dan gula sebagai minuman ringan," paparnya. Intinya, kata Hu, air putih adalah salah satu yang bebas kalori dan merupakan pilihan minuman yang terbaik. Jika ingin memberikan rasa pada air minum, Anda bisa menambahkan lemon atau jeruk nipis.

Penulis : Bramirus Mikail (Kompas.com)

Wednesday, September 19, 2012

Olah Raga Yang Cocok Bagi Penderita Diabetes





Berolah raga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula darah tetap normal. Saat ini ada dokter olah raga yang dapat dimintakan nasihatnya untuk mengatur jenis dan porsi olah raga yang sesuai untuk penderita diabetes. Prinsipnya, tidak perlu olah raga berat, olah raga ringan asal dilakukan secara teratur akan sangat bagus pengaruhnya bagi kesehatan.
Olahraga yang disarankan adalah yang bersifat CRIPE (Continuous, Rhytmical, Interval, Progressive, Endurance Training). Sedapat mungkin mencapai zona sasaran 75-85% denyut nadi maksimal (220-umur), disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi penderita. Beberapa contoh olah raga yang disarankan, antara lain jalan atau lari pagi, bersepeda, berenang, dan lain sebagainya. Olahraga aerobik ini paling tidak dilakukan selama total 30-40 menit per hari didahului dengan pemanasan 5-10 menit dan diakhiri pendinginan antara 5-10 menit. Olah raga akan memperbanyak jumlah dan meningkatkan aktivitas reseptor insulin dalam tubuh dan juga meningkatkan penggunaan glukosa.
Memanfaatkan setiap kesempatan untuk melakukan kegiatan fisik juga merupakan juga bagian dari olahraga bagi penderita diabetes melitus seperti lebih memilih jalan kaki dari pada menggunakan kendaraan bermotor ketika menuju tempat yang jaraknya masih berada di bawah 2 kilometer dan hal hal sejenis lainnya yang bisa meningkatkan aktivitas tubuh.

Pemberian Insulin Bagi Penderita Diabetes




Sediaan insulin saat ini tersedia dalam bentuk obat suntik yang umumnya dikemas dalam bentuk vial. Kecuali dinyatakan lain, penyuntikan dilakukan subkutan (di bawah kulit). Penyerapan insulin dipengaruhi oleh beberapa hal. Penyerapan paling cepat terjadi di daerah abdomen, diikuti oleh daerah lengan, paha bagian atas dan bokong. Bila disuntikkan secara intramuskular dalam, maka penyerapan akan terjadi lebih cepat, dan masa`kerjanya menjadi lebih singkat. Kegiatan fisik yang dilakukan segera setelah penyuntikan akan mempercepat waktu mula kerja (onset) dan juga mempersingkat masa kerja.
Selain dalam bentuk obat suntik, saat ini juga tersedia insulin dalam bentuk pompa (insulin pump) atau jet injector, sebuah alat yang akan menyemprotkan larutan insulin ke dalam kulit. Sediaan insulin untuk disuntikkan atau ditransfusikan langsung ke dalam vena juga tersedia untuk penggunaan di klinik. Penelitian untuk menemukan bentuk baru sediaan insulin yang lebih mudah diaplikasikan saat ini sedang giat dilakukan. Diharapkan suatu saat nanti dapat ditemukan sediaan insulin per oral atau per nasal.

Indikasi Penderita Diabetes Yang memerlukan Insulin





  1. Semua penderita DM Tipe 1 memerlukan insulin eksogen karena produksi insulin endogen oleh sel-sel β kelenjar pankreas tidak ada atau hampir tidakada
  2. Penderita DM Tipe 2 tertentu kemungkinan juga membutuhkan terapi insulin apabila terapi lain yang diberikan tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah
  3. Keadaan stres berat, seperti pada infeksi berat, tindakan pembedahan, infark miokard akut atau stroke
  4. DM Gestasional dan penderita DM yang hamil membutuhkan terapi insulin, apabila diet saja tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.
  5. Ketoasidosis diabetik
  6. Insulin seringkali diperlukan pada pengobatan sindroma hiperglikemia hiperosmolar non-ketotik.
  7. Penderita DM yang mendapat nutrisi parenteral atau yang memerlukan suplemen tinggi kalori untuk memenuhi kebutuhan energi yang meningkat, secara bertahap memerlukan insulin eksogen untuk mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal selama periode resistensi insulin atau ketika terjadi peningkatan kebutuhan insulin.
  8. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
  9. Kontra indikasi atau alergi terhadap OHO

Pengaturan Diet Untuk Penderita Diabetes





Diet yang baik merupakan kunci keberhasilan penatalaksanaan diabetes. Diet yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak, sesuai dengan kecukupan gizi baik sebagai berikut:
1. Karbohidrat : 60-70%
2.     Protein : 10-15%
3.     Lemak : 20-25%

Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stres akut dan kegiatan fisik, yang pada dasarnya ditujukan untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal. Penurunan berat badan telah dibuktikan dapat mengurangi resistensi insulin dan memperbaiki respons sel-sel β terhadap stimulus glukosa. Dalam salah satu penelitian dilaporkan bahwa penurunan 5% berat badan dapat mengurangi kadar HbA1c sebanyak 0,6% (HbA1c adalah salah satu parameter status DM), dan setiap kilogram penurunan berat badan dihubungkan dengan 3-4 bulan tambahan waktu harapan hidup.
Selain jumlah kalori, pilihan jenis bahan makanan juga sebaiknya diperhatikan. Masukan kolesterol tetap diperlukan, namun jangan melebihi 300 mg per hari. Sumber lemak diupayakan yang berasal dari bahan nabati, yang mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh dibandingkan asam lemak jenuh. Sebagai sumber protein sebaiknya diperoleh dari ikan, ayam (terutama daging dada), tahu dan tempe, karena tidak banyak mengandung lemak.
Masukan serat sangat penting bagi penderita diabetes, diusahakan paling tidak 25 g per hari. Disamping akan menolong menghambat penyerapan lemak, makanan berserat yang tidak dapat dicerna oleh tubuh juga dapat membantu mengatasi rasa lapar yang kerap dirasakan penderita DM tanpa risiko masukan kalori yang berlebih. Disamping itu makanan sumber serat seperti sayur dan buah-buahan segar umumnya kaya akan vitamin dan mineral.

Saturday, September 15, 2012

Komplikasi Mikrovaskular





Komplikasi mikrovaskular terutama terjadi pada penderita diabetes tipe 1. Hiperglikemia yang persisten dan pembentukan protein yang terglikasi (termasuk HbA1c) menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi makin lemah dan rapuh dan terjadi penyumbatan pada pembuluh-pembuluh darah kecil. Hal inilah yang mendorong timbulnya komplikasi-komplikasi mikrovaskuler, antara lain retinopati, nefropati, dan neuropati. Disamping karena kondisi hiperglikemia, ketiga komplikasi ini juga dipengaruhi oleh factor genetik. Oleh sebab itu dapat terjadi dua orang yang memiliki kondisi hiperglikemia yang sama, berbeda risiko komplikasi mikrovaskularnya. Namun demikian prediktor terkuat untuk perkembangan komplikasi mikrovaskular tetap lama (durasi) dan tingkat keparahan diabetes.
Satu-satunya cara yang signifikan untuk mencegah atau memperlambat jalan perkembangan komplikasi mikrovaskular adalah dengan pengendalian kadar gula darah yang ketat. Pengendalian intensif dengan menggunakan suntikan insulin multi-dosis atau dengan pompa insulin yang disertai dengan monitoring kadar gula darah mandiri dapat menurunkan risiko timbulnya komplikasi mikrovaskular sampai 60%.

Komplikasi Makrovaskular





3 jenis komplikasi makrovaskular yang umum berkembang pada penderita diabetes adalah penyakit jantung koroner (coronary heart disease = CAD), penyakit pembuluh darah otak, dan penyakit pembuluh darah perifer (peripheral vascular disease = PVD). Walaupun komplikasi makrovaskular dapat juga terjadi pada DM tipe 1, namun yang lebih sering merasakan komplikasi makrovaskular ini adalah penderita DM tipe 2 yang umumnya menderita hipertensi, dislipidemia dan atau kegemukan. Kombinasi dari penyakit-penyakit komplikasi makrovaskular dikenal dengan berbagai nama, antara lain Syndrome X, Cardiac Dysmetabolic Syndrome, Hyperinsulinemic Syndrome, atau Insulin Resistance Syndrome.
Karena penyakit-penyakit jantung sangat besar risikonya pada penderita diabetes, maka pencegahan komplikasi terhadap jantung harus dilakukan sangat penting dilakukan, termasuk pengendalian tekanan darah, kadar kolesterol dan lipid darah. Penderita diabetes sebaiknya selalu menjaga tekanan darahnya tidak lebih dari 130/80 mm Hg. Untuk itu penderita harus dengan sadar mengatur gaya hidupnya, termasuk mengupayakan berat badan ideal, diet dengan gizi seimbang, berolah raga secara teratur, tidak merokok, mengurangi stress dan lain sebagainya.

Hiperglekemia




Hiperglikemia adalah keadaan dimana kadar gula darah melonjak secara tiba-tiba. Keadaan ini dapat disebabkan antara lain oleh stress, infeksi, dan konsumsi obat-obatan tertentu. Hiperglikemia ditandai dengan poliuria, polidipsia, polifagia, kelelahan yang parah (fatigue), dan pandangan kabur.
Apabila diketahui dengan cepat, hiperglikemia dapat dicegah tidak menjadi parah. Hipergikemia dapat memperburuk gangguan-gangguan kesehatan seperti gastroparesis, disfungsi ereksi, dan infeksi jamur pada vagina. Hiperglikemia yang berlangsung lama dapat berkembang menjadi keadaan metabolisme yang berbahaya, antara lain ketoasidosis diabetik (Diabetic Ketoacidosis = DKA) dan (HHS), yang keduanya dapat berakibat fatal dan membawa kematian. Hiperglikemia dapat dicegah dengan kontrol kadar gula darah yang ketat.

Wednesday, September 12, 2012

Hipoglikemia (Salah Satu Akibat Komplikasi Diabetes)




Sindrom hipoglikemia ditandai dengan gejala klinis penderita merasa pusing, lemas, gemetar, pandangan berkunang-kunang, pitam (pandangan menjadi gelap), keluar keringat dingin, detak jantung meningkat, sampai hilang kesadaran. Apabila tidak segera ditolong dapat terjadi kerusakan otak dan akhirnya kematian.
Pada hipoglikemia, kadar glukosa plasma penderita kurang dari 50 mg/dl, walaupun ada orang-orang tertentu yang sudah menunjukkan gejala hipoglikemia pada kadar glukosa plasma di atas 50 mg/dl. Kadar glukosa darah yang terlalu rendah menyebabkan sel-sel otak tidak mendapat pasokan energi sehingga tidak dapat berfungsi bahkan dapat rusak.
Hipoglikemia lebih sering terjadi pada penderita diabetes tipe 1, yang dapat dialami 1 – 2 kali perminggu. Dari hasil survei yang pernah dilakukan di Inggris diperkirakan 2 – 4% kematian pada penderita diabetes tipe 1 disebabkan oleh serangan hipoglikemia. Pada penderita diabetes tipe 2, serangan hipoglikemia lebih jarang terjadi, meskipun penderita tersebut mendapat terapi insulin. Serangan hipoglikemia pada penderita diabetes umumnya terjadi apabila penderita:
  1. Lupa atau sengaja meninggalkan makan (pagi, siang atau malam)
  2.  Makan terlalu sedikit, lebih sedikit dari yang disarankan oleh dokter atau ahli gizi
  3.  Berolah raga terlalu berat
  4.  Mengkonsumsi obat antidiabetes dalam dosis lebih besar dari pada seharusnya
  5. Minum alkohol
  6. Stress
  7. Mengkonsumsi obat-obatan lain yang dapat meningkatkan risiko hipoglikemia
Disamping penyebab di atas pada penderita DM perlu diperhatikan apabila penderita mengalami hipoglikemik, kemungkinan penyebabnya adalah:
  • Dosis insulin yang berlebihan
  • Saat pemberian yang tidak tepat
  • Penggunaan glukosa yang berlebihan misalnya olahraga anaerobic berlebihan

Faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan kepekaan individu terhadap insulin, misalnya gangguan fungsi adrenal atau hipofisis

Monday, September 10, 2012

Faktor Resiko Diabetes Tipe 2




Setiap orang yang memiliki satu atau lebih faktor risiko diabetes, selayaknya waspada akan kemungkinan dirinya mengidap diabetes. Para petugas kesehatan, dokter, apoteker dan petugas kesehatan lainnya pun sepatutnya memberi perhatian kepada orang-orang seperti ini, dan menyarankan untuk melakukan beberapa pemeriksaan untuk mengetahui kadar glukosa darahnya agar tidak terlambat memberikan bantuan penanganan. Karena makin cepat kondisi diabetes melitus diketahui dan ditangani, makin mudah untuk mengendalikan kadar glukosa darah dan mencegah komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi. Beberapa faktor risiko untuk diabetes melitus, terutama untuk DM Tipe 2, dapat dilihat pada tabel  berikut ini.
Faktor Risiko Untuk Diabetes Tipe 2
Riwayat

Diabetes dalam keluarga
Diabetes Gestasional
Melahirkan bayi dengan berat badan >4 kg
Kista ovarium (Polycystic ovary syndrome)
IFG (Impaired fasting Glucose) atau IGT (Impaired
glucose tolerance)
Obesitas
>120% berat badan ideal

Umur
20-59 tahun : 8,7%
> 65 tahun : 18%
Etnik/Ras


Hipertensi
>140/90mmHg
Hiperlipidemia
Kadar HDL rendah <35mg/dl
Kadar lipid darah tinggi>250mg/dl
Faktor-faktor Lain
Kurang olah raga
Pola makan rendah serat

Apa Itu Kondisi Pra-Diabetes?



Pra-diabetes adalah kondisi dimana kadar gula darah seseorang berada diantara kadar normal dan diabetes, lebih tinggi dari pada normal tetapi tidak cukup tinggi untuk dikatagorikan ke dalam diabetes tipe 2. Di Indonesia Jumlah orang yang berada pada fase Pra-Diabeetes, diperkirakan cukup tinggi, jauh lebih tinggi dari pada penderita diabetes.
Kondisi pra-diabetes merupakan faktor risiko untuk diabetes, serangan jantung dan stroke. Apabila tidak dikontrol dengan baik, kondisi pra-diabetes dapat meningkat menjadi diabetes tipe 2 dalam kurun waktu 5-10 tahun. Namun pengaturan diet dan olahraga yang baik dapat mencegah atau menunda timbulnya diabetes.
Ada dua tipe kondisi pra-diabetes, yaitu:
  1. Impaired Fasting Glucose (IFG), yaitu keadaan dimana kadar glukosa darah puasa seseorang sekitar 100-125 mg/dl (kadar glukosa darah puasa normal: <100 mg/dl), atau
  2. Impaired Glucose Tolerance (IGT) atau Toleransi Glukosa Terganggu (TGT), yaitu keadaan dimana kadar glukosa darah seseorang pada uji toleransi glukosa berada di atas normal tetapi tidak cukup tinggi untuk dikatagorikan ke dalam kondisi diabetes. Diagnosa IGT ditetapkan apabila kadar glukosa darah seseorang 2 jam setelah mengkonsumsi 75 gram glukosa per oral berada diantara 140-199 mg/dl.

Bahaya Kombinasi Diabetes dan Steres





Diabetes sendiri merupakan penyakit yang membutuhkan perhatian lebih, apalagi bila di kombinasikan dengan Depresi maka ini merupakan kombinasi yang berbahaya
Mengalami atau menderita diabetes meningkatkan kemungkinan untuk mengalami depresi dan jika itu terjadi maka anda akan mengalami kesulitan dalam mengatur tindakan untuk menangani diabetes secara efektif.  Hasil riset sains menunjukkan bahwa orang-orang depresi lebih cenderung untuk menolak perawatan, Melakukan sedikit aktivitas fisik, makan tidak teratur, dan mengalami kesulitan untuk mengatur berat tubuh mereka
Para penderita diabetes baik tipe 1 maupun tipe 2, memiliki kecenderungan untuk terserang depresi 2 kali lebih besar di bandingkan mereka yang tidak memiliki masalah dengan kesehatan fisik. bahkan di perkirakan 15%-20% dari orang yang terserang diabetes  terserang depresi  pada berbagai tingkatannya
Ketika diabetes dan depresi di kombinasikan, maka akan berdampak langsung pada:
  1. Lemahnya keinginan untuk mengontrol kadar gula darah
  2. Seringnya kunjungan ke rumah sakit (karena sakit)
  3. Resiko komplikasi yang lebih besar dalam jangka waktu panjang (seperti serangan jantung)
  4. Harapan hidup yang lebih pendek

Ya betul depresi merupakan racun mematikan bila tidak di tangani

Sunday, September 9, 2012

Apakah Aku Akan Tetap Mengalami Diabetes Setelah Melahirkan?





Ketika sudah melahirkan Anda seharusnya kembali dalm kondisi normal karena tubuh sudah mampu memanfaatkan oksigen. Singkatnya setelah bayi lahir plasenta hilang maka bersamanya diabetes gestational juga hilang
Jika memiliki gestational diabetes, anda memiliki resiko yang lebih tinggi untuk terserang diabetes tipe 2 dari orang normal lainnya (yang tidak terserang gestational diabetes). Diabetes tipe 2 mirip seperti gestational diabetes yaitu muncul ketika tubuh tidak mampu menggunakan insulin sebagaimana mestinya.  menjaga berat tubuh dalam kondisi normal dan olahraga secara teratur setelah bayi lahir akan menurunkan resiko anda terserang diabetes tipe 2. Dengan memakan makanan sehat, olahraga secara teratur dan terprogram ataupun dengan meminum obat dapat membantu anda mengontrol diabetes tipe 2

Apakah Diabetes Gestational Mempengaruhi Kesehatan Bayiku?




Sebagian Besar wanita Penderita gestational diabetes melahirkan bayi yang sehat, apalagi jika mereka menjaga kadar gula darah dalam keadaan normal, makan makanan sehat, olahraga secara terarur dan menjaga berat tubuh. Namun pada beberapa kasus ada juga yang mempengaruhi kehamilan.
Menjaga kadar glukosa dalam keadaan normal besar kemungkinan akan mencegah timbulnya penyakit atau gangguan kesehatan terkait gestational diabetes. Dibawah ini beberapa penyakit yang mungkin timbul karena gestational diabetes.
  1. Macrosomia, Tubuh bayi lebih besar dari ukuran normal. Bayi yang lebih besar biasanya cedera ketika persalinan dilakukan secara alami karena itu pilihan dengan cecar merupakan yang lebih baik.
  2. Hypoglycemia,  Kadar gula darah pada bayi terlalu rendah. Pada kondisi ini begitu bayi lahir anda harus menyegerakan untuk memberikan asupan ASI pada bayi untuk menambah glukosa pada sistem bayi.  Jika tidak memungkinkan untuk anda memberikan ASI, mungkin bayi harus di infuse untuk menambahkan kadar gula darah secara langsung ke aliran darah
  3. Jaundice, Kulit bayi kekuningkuningan, bagian putih mata juga berubah warna, jika dirawat dengan baik , jaundice bukan masalahserius bagi bayi
  4. Respiratory Distress Syndrome (RDS),  Bayi mengalami masalah pernapasan. bayi mungkin membutuhkan oksigen atau alat bantu napas lainnya jika ia menderita RDS
  5. Kekurangan kalsium dan magnesium pada kandungan darah bayi, Bayi bisa saja mengalami kejang pada bagian tangan dan kaki atau keram pada ototnya. kondisi ini bisa diatasi dengan penambahan kalsium dan magnesium

Kenapa Mengalami Diabetes Saat Hamil?





        Ingat bahwa hanya wanita hamil yang yang terkena Gestational Diabetes, ketika hamil tubuh anda mengalami banyak perubahan. Dalam kasus ini kehamilan membuat terjadinya perubahan pada metabolisme tubuh anda. Dan sekarang anda hamil, Insulin dalam darah anda tidak dapat melaksanakan tugasnya. Tubuh anda tidak bisa mengeluarkan gula dari darah dan memasukannya kedalam sel untuk menghasilkan energi
         Lalu kenapa insulin Tidak bekerja? Hal ini karena plasenta , sistem pembuluh yang mengantarkan, nutrisi, darah dan air dari ibu ke calon bayi menghasilkan beberapa hormon yang mencegah insulin bekerja sebagaimana mestinya, Situasi ini di kenal dengan Insulin Resistance (kekebalan terhadap Insulin). Agar metabolisme lancer tubuh harus menghasilkan insulin tiga kali lebih banyak dari situasi normal untuk mengattasi hormon yang dihasilkan oleh plasenta.  Bagi sebagian besar wanita, ekstra insulin yang dihasilkan tubuh ini sudah cukup untuk menjaga kadar gula darah dalam interval sehat. tapi, sekitar 5 persen dari wanita hamil bahkan dengan penambahan jumlah produksi insulin ini tidak cukup untuk menjaga kadar gula darahnya agar normal. Karenanya pada minggu ke 20 sampai 24 masa kehamilan mereka terserang gestational diabetes
        Butuh waktu sebelum kesehatan anda terganggu, itulah mengapa test untuk gestational diabetes biasanya selesai pada minggu ke 24 sampai ke 28 masa kehamilan

Cara Melakukan Tes Kadar Gula Darah




      Biasanya dokter anda akan menunjukkan bagaimana melakukantTes tadar gula darah termasuk informasi detil mengenai hal ini. Namun berikut ini akan kami kemukakan langkah-langkah dasar dalam melakukan tes kadar gula darah:
  1. Basuh tangan dengan air hangat jangan lupa untuk menggunakan sabun
  2. Tusuk jari anda dengan lancet ( (sejenis jarum), sampai darah keluar


      3. Letakkan darah pada alat ukur (Biasa disebut glukosa meter) atau bisa juga pada     kertas yang memiliki ukuran yang tepat dengan glukosa meter. (ingat :: tidak seTiap Glukosa meter memiliki cara kerja sama.
       4. Tunggu beberapa menit (lama waktunya tergantung pada tipe glukosa meter yang digunakan)

      Gunakan tiap lancet hanya satu kali dan hati-hati saat menaruhnya. Jika anda memiliki dokter, lakukan tes di depannya untuk pertama kali, hal ini untuk memastikan bahwa anda melakukannya dengan benar.
         Lancet dan glukosa meter biasanya mudah di dapatkan pada  apotek terdekat, jika anda menggunakan asuransi kesehatan maka mereka biasanya menanggung biaya hal ini. jika ada penderita  gestational diabetes pilihan untuk menyewa glukosa meter mungkin lebih baik, karena anda akan menggunakannya saat hamil saja. Untuk jelasnya juga bisa dilihat pada video berikut:



Saturday, September 8, 2012

Kenapa Harus Mengontrol Kadar Gula Dalam Darah??




       Dalam Perawatan umum Diabetes terbiri dari dua langkah , Pertama, Ukur kandungan gula dalam  darah artinya mengukur jumlah glukosa di darah. Kedua,  Jaga agar kadar gula darah selalu berada dalam level normal, baik itu dengan mengontrol makanan, menambah kegiatan fisik ataupun menyuntikkan insulin jika di perlukan.
Kadar gula darah selalu berubah setiap hari tergantung dari apa yang kita makan, kapan kita makan dan seberapa banyak kita makan. Jumlah kegiatan fisik juga sangat mempengaruhi kadar gula darah dalam tubuh.
          Dengan mengetahui tubuh kita dan bagaimana ia menggunakan glukosa sepanjang hari, hal ini akan membantu untuk menentukan program perawatan yang tepat. mengukur  kandungangan gula darah setiap hari (khususnya bagi penderita gestational diabetes) akan sangat membantu dalam penentuan jadwal makan,  sebanyak apa anda makan dan apa saja jenis makanan yang tepat untuk di makan. Dengan mengetahui kandungan gula darah berada dalam interval yang dikatakan sehat juga menginformasikan apakah aman atau tidak kegiatan fisik yang anda lakukan.
Berikut ini merupakan interval untuk kadar gula dalam darah yang dikatakan sehat
Waktu Pelaksanaan Tes ula darah
Level  Kadar Gula darah Sehat (mg/dl)
Dalam Keadaan Puasa
Tidak lebih dari 95
Satu Jam Setelah Makan
Tidak lebih dari 140
Dua Jam Setelah Makan
Tidak lebih dari  120

       Ingat, Jika kadar glukosa anda di atas target yang dikatakan sehat maka segera konsultasikan dengan dokter anda . mungkin anda akan menyesuaikan beberapa perawatan yang telah dilakukan untuk mengembalikan level gula darah agar kembali dalam level yang dikatakan sehat

Gestational Diabetes dan Perawatannya




Gestational Diabetes merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering menjangkiti wanita hamil. Diabetes tipe ini menyerang sekitar 5% dari seluruh kasus kehamilan.  Jika tidak di berikan perawatan yang tepat, Gestational diabetes ini bisa menyebapkan masalah kesehatan bagi ibu dan calon bayinya
Lalu apa Gestational Diabetes?? Gestational Diabetes merupakan Jenis diabetes yang hanya mencul saat wanita hamil. Ini juga bisa dilihat dari arti kata gestational yang berarti “massa kehamilan”. Jika wanita memiliki Diabetes atau Kandungan gula darah yang tinggi selama dia hamil dan selama ini dia tak pernah memilikinya, maka wanita ini memiliki atau terserang gestational diabetes,  Nama Medisnya  Gestational Diabetes Mellitus atau GMD
Kabar baiknya adala, Gestational Diabetes bisa diatasi, terutama jika ditemukan pada tahap awal kehamilan. Ada banyak hal yang bisa dilakukan wanita  dengan gestational diabetes untuk menjaga kesehatan dirinya dan juga bayi yang dikandung. Rajin mengontrol gestational diabetes ini merupakan salah satu kunci penting untuk kesehatan kehamilan.
Perawatan umum yang biaasa di berikan untuk wanita dengan Gestational Diabetes

  1. Mengecek kadar gula darah dan memastikan selalu berada dalam control
  2. Makan makanan sehat
  3. Membiasakan untuk melakukan kegiatan fisik secara rutin
  4. Menjaga berat badan agar seimbang
  5. Membuaat cattan kegiatan fisik dan diet yang dilakukan
  6. Menyuntikan insulin atau melakukan pengobatan lain yang dianjurkan

Friday, September 7, 2012

Tanda Diabetes




     Diabetes ditandai dengan di deteksinya tingginya kandungan gula dalam darah dan urin .  Hal yang paling meyakinkan bila tes kandungan gula  darah dilakukan sebelum ada makanan atau minuman yang dikonsumsi. hal ini dikenal dengan kandungan gula darah saat puasa ( fasting blood sugar). untuk kandungan gula darah normal saat berpuasa antara 60 sampai 99 mg/dL. jika berada pada level 100 sampai 125 mg/dL ini dikenal pada tahap Pra-Diabetes.

Tanda Tanda umum Penderita Diabetes antara lain
·                 O Rasa Haus yang sangat
·                  O Frekuensi Kencing yang tinggi (baik jumlah maupun volume)
·                 O Rasa Lapar yang sangat
·                 O  Turunnya berat Badan
·                 O Kelelahan
·                 O Terganggunya Pengelihatan
·                O  Jika terluka susah sembuh
·                O  Dll
      
      Jika tetap tak dirawat maka level kadar gula dalam darah bisa menjadi sangat tinggi, bisa menimbulkan koma bahkan kematian. Tanda dan akibat dari diabetes yang akan dialami tergantungkapan diabetes anda terdeteksi dan tipe diabetes apa yang Anda  miliki


Apa itu Diabetes dan Tipe-nya




Diabetes merupakan penyakit yang menyerang jutaan orang di seluruh dunia, tiap tahun jumlahnya semakin bertambah. Meskipun ssampai kini belum ada obatnya tapi ada beberapa perawatan yang bisa dilakukan untuk mengontrol diabetes ini.
Tubuh terdiri dari jutaan sel yang membutuhkan energi untuk berfungsi secara optimal. Makanan yang anda makan akan dirubah menjadi gula yang disebut glukosa. Gula ini dibawa ke sel melalui aliran darah. karena ia merupakan satu dari banyak senyawa yang dibutuhkan sel untuk membuat energi.
Supaya glukosa masuk ke sel , ia harus memenuhi 2 kondisi. Pertama, sel harus memiliki “pintu masuk” yang cukup disebut dengan receptor. Kedua, Di butuhkan senyawa yang menjadi “kunci” untuk membuka  reseptor yang disebut dengan Insulin. Ketika kedua kondisi ini tercapai glukosa masuk ke sel dan digunakan sel untuk membuat energi. tanpa energi semua sell akan mati.
Insulin merupakan hormon kimiia yang dibuat di Pangkreas.  Jumlah insulin yang dibuat di pangkreas berbanding lurus dengan jumlah glukosa yang ada di dalam darah.
Diabetes merupakan penyakit yang membuat sel dalam tubuh kesulitan mendapatkan glukosa yang mereka butuhkan untuk membuat energi
Diabetes menghambat sel menerima glukosa  dengan dua jalan. Pertama, Pangkreas tidak memghasilkan insulin, karena insulin merupakan “kunci” untuk membuka reseptor maka glukosa tidak dapat memasuki sel sehingga  level gula dalam darah naik. Diabetes tipe ini dikenal dengan diabetes tipe 1. Diabetes tipe 2 muncul ketika insulin yang ada sudah cukup akan tetapi ada penurunan jumlah reseptor pada sel untuk masuknya glukosa. Meskipun insulin sudah cukup ia tidak dapat di gunakan secara efektif, situasi ini biasa disebut  “Insulin Resistance” Yang menghasilkan kenaikan kadar glukosa pada darah. Diabetes tipe 2 lebih umum dialami daripada tipe 1
Penyebap pasti dari diabetes masih belum diketahui tapi ia cenderung merupakan penyakit turunan . Diabetes bukan merupakan penyakit menular